#industri pupuk #misi gas rumah kaca #perubahan iklim #pertanian berkelanjutan #net-zeroemissions #perlindungan lingkungan
Industri pupuk secara aktif meneliti dan menerapkan solusi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, melindungi lingkungan, mendorong pertanian berkelanjutan, dan berkontribusi terhadap komitmen Vietnam untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050. Artikel ini mengeksplorasi pentingnya meminimalkan emisi gas rumah kaca di bidang pertanian, khususnya di sektor pupuk, dan membahas perkembangan dan konsekuensi dari upaya-upaya ini.
Hasil pertanian global akan berkurang sebesar 50% tanpa penggunaan pupuk, namun sekitar 2.5% dari total emisi gas rumah kaca terkait dengan penggunaan pupuk. Emisi gas rumah kaca dapat terjadi secara langsung dalam kegiatan pertanian seperti penanaman dan pemanenan, serta secara tidak langsung dalam produksi dan pengangkutan bahan mentah dan produk. Oleh karena itu, pengurangan emisi gas rumah kaca di bidang pertanian, khususnya industri pupuk, sangat penting dalam mengatasi perubahan iklim. Menurut Dr. Phung Ha, Wakil Ketua dan Sekretaris Jenderal Asosiasi Pupuk Vietnam, pengurangan emisi di sektor pupuk memerlukan solusi baik dalam produksi maupun penggunaannya.
Untuk secara efektif mengurangi emisi gas rumah kaca di industri pupuk, diperlukan kolaborasi antara berbagai tingkat pemerintahan, dari pemerintah pusat hingga daerah, serta keterlibatan produsen dan konsumen. Komitmen kuat pemerintah Vietnam untuk mencapai emisi net-zero pada tahun 2050, sebagaimana dinyatakan oleh Perdana Menteri pada KTT COP26, memberikan peluang bagi Vietnam untuk mengubah model ekonominya, meningkatkan kesehatan masyarakat, melindungi lingkungan, dan mendorong pembangunan berkelanjutan. Sejalan dengan tujuan pemerintah, perusahaan pupuk telah meningkatkan kesadaran dan praktik produksi dan penggunaannya secara signifikan, sehingga berkontribusi terhadap pengurangan emisi dan mendorong pertanian yang lebih ramah lingkungan.
Baru-baru ini, pada tanggal 28 Maret, Perdana Menteri menandatangani Keputusan No. 300/QD-TTg, yang menyetujui Rencana Aksi Nasional untuk Transformasi Sistem Pangan yang Transparan, Bertanggung Jawab, dan Berkelanjutan di Vietnam pada tahun 2030. Rencana tersebut bertujuan untuk meningkatkan proporsi lahan pertanian organik setidaknya 2.5% dari total luas lahan pertanian, dengan pupuk organik menyumbang lebih dari 30% pasokan pasar, lebih dari dua kali lipat jumlah pada tahun 2020. Dalam hal ini, pengembangan pupuk generasi baru, pupuk multi-fungsi dengan komponen organik dan mineral, merupakan solusi yang sesuai dengan kondisi Vietnam saat ini.
Perusahaan pupuk, seperti PVCFC (Ca Mau Fertilizer Company Limited), telah memprioritaskan produksi berkelanjutan dan mengurangi penggunaan pupuk kimia untuk mencapai target pengurangan emisi mereka. Mereka telah mengembangkan solusi pengelolaan unsur hara yang komprehensif menggunakan teknologi canggih seperti Bio-Coating, Humate, biokompleks, pupuk slow release (CRF dan SRF), dan BioMix. Produk pupuk ini meningkatkan efisiensi pertanian, meningkatkan hasil panen, meningkatkan ketahanan terhadap penyakit, dan sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca.
PVCFC misalnya, telah menerapkan teknologi Bio-Coating untuk menghasilkan pupuk dosis rendah seperti N.46 Plus, N46. Benar, N.46 Kaya, dan Urea BiO. Produk-produk ini memungkinkan petani menggunakan lebih sedikit pupuk urea (pengurangan hingga 15-20%) sekaligus mencapai efisiensi ekonomi yang lebih baik dan meminimalkan emisi gas rumah kaca. Mereka juga telah menggunakan pupuk dengan pelepasan terkontrol (CRF dan SRF) untuk menghasilkan produk dengan pelepasan lambat atau pelepasan terkontrol, yang secara signifikan mengurangi emisi, mendorong penghematan, dan meningkatkan efisiensi pupuk.
Demikian pula, Perusahaan Pupuk dan Bahan Kimia Ha Bac (anggota dari Vietnam Chemicals Corporation) telah menerapkan solusi alternatif dan meningkatkan mesin untuk mencapai efisiensi dan penghematan energi. Misalnya, mereka telah mengganti sistem pencucian tembaga yang boros energi dengan sistem metanol, sehingga menghasilkan penghematan energi sebesar 20%. Selain itu, penerapan daur ulang air di kawasan industri telah berdampak besar.