Seperti manusia, tanaman harus mengatasi stres. Dampaknya terhadap manusia telah dikatalogkan dengan baik, tetapi sedikit yang diketahui tentang bagaimana pemicu stres—termasuk salinitas tinggi dan kekurangan nutrisi—mempengaruhi tanaman seperti habaneros. Sekarang, para peneliti melaporkan Sains & Teknologi Pertanian ACS bahwa kondisi tersebut mengubah kadar senyawa alami dalam paprika. Hasilnya bisa berdampak pada pertumbuhan cabai dan umur simpannya setelah panen.
Habaneros dihargai karena aroma dan rasanya, yang memadukan rasa jeruk dan berasap dengan tendangan ekstra pedas. Panas itu berasal dari senyawa capsaicinoid, tetapi paprika juga mengandung vitamin, karotenoid, flavonoid, senyawa fenolik, dan metabolit lain yang berkontribusi pada rasa buah, serta sifat antimikroba, antiinflamasi, dan antioksidannya. Paprika adalah tanaman penting di Meksiko, tapi keadaan lingkungan di wilayah tersebut tidak optimal, dengan kadar nitrogen dan fosfor yang rendah serta kadar garam yang tinggi di dalam tanah.
Dalam studi sebelumnya, Rocío I. Díaz de la Garza dan rekan menilai efek dari tekanan ini pada pertumbuhan lada dan tingkat beberapa metabolitnya. Dalam penelitian saat ini, de la Garza, Carlos Rodríguez-López dan rekannya melangkah lebih dalam, mengevaluasi efek dari kondisi ini pada ribuan metabolit dalam buah.
Paprika ditanam dalam lima kondisi berbeda: kontrol, fosfor rendah, nitrogen rendah, salinitas sedang, dan salinitas tinggi. Mereka dipanen pada tiga tahap pertumbuhan, dan ekstraknya dimurnikan dan kemudian dianalisis dengan spektrometri massa. Para peneliti menemukan itu metabolit perubahan yang paling jelas dalam buah matang. Defisiensi nitrogen mengurangi konsentrasi beberapa metabolit tetapi meningkatkan yang lain, sedangkan defisiensi fosfor menurunkan keragaman metabolit.
Para penulis mengatakan bahwa hilangnya keragaman ini dapat membuat paprika yang dipanen menjadi kurang tahan terhadap patogen dan hama. Eksperimen juga mengidentifikasi ambang batas salinitas, di mana metabolit mulai berubah karena tanaman tidak dapat lagi menangkal efek kelebihan garam.
Wawasan tentang penyesuaian metabolisme akan menjadi lebih penting perubahan iklim mengintensifkan stres pada tanaman, catat para peneliti.