Mekanisme kolonisasi tanaman setelah penyebaran jarak jauh (LDD) dan pengetahuan terkait saat ini menjadi topik ulasan oleh tim Prof. Li Dezhu di Kunming Institute of Botany of the Chinese Academy of Sciences (CAS), bekerja sama dengan para peneliti dari Kebun Raya Tropis Xishuangbanna CAS, Universitas Ibrani Yerusalem, dan Universitas Edinburgh.
Ulasan tersebut dipublikasikan di Tren Ekologi & Evolusi.
LDD di luar jangkauan suatu spesies merupakan pendorong penting distribusi keanekaragaman hayati global. Meskipun peristiwa LDD jarang terjadi dan sulit untuk diukur dan diprediksi, peristiwa tersebut sangat penting dalam biogeografi, di mana peristiwa tersebut dapat memengaruhi perakitan biota, respons terhadap perubahan lingkungan alami dan antropogenik, dan penyebaran spesies invasif.
Seperti yang kita ketahui, penyebaran hanya efektif jika diikuti dengan keberhasilan pembentukan, namun studi terbaru di LDD tanaman cenderung hanya fokus pada tahap penyebaran, yang berarti bahwa perhatian yang diberikan tidak cukup untuk pembentukan pasca penyebaran. Oleh karena itu, sintesis konseptual dari pendirian pasca-LDD di berbagai taksa dan skala spasial-temporal sangat kurang.
Tim Prof. Li telah mengerjakan biogeografi, filogeografi, dan LDD tanaman antarbenua selama beberapa dekade. Melalui penelitian literatur yang ekstensif, tim merangkum pengetahuan terkini tentang fase pembentukan pasca-LDD dalam kolonisasi tanaman. Mereka mengidentifikasi enam kunci penentu kesuksesan pendirian: tekanan propagul; sifat fungsional; peristiwa ekstrem dan gangguan antropogenik; predator, pesaing, dan mutualis; fleksibilitas ceruk; dan efek Allee.
Atas dasar ini, mereka mengusulkan kerangka kerja kuantitatif umum untuk pembentukan pasca-LDD, yang bertujuan untuk memberikan kerangka teori kuantitatif untuk studi kolonisasi setelah LDD serta sarana untuk menilai risiko invasi spesies.
Menurut para peneliti, biogeografi, filogeografi, dan ekologi gerak harus diintegrasikan agar lebih akurat mengungkap kejadian, waktu, dan mekanisme kejadian LDD.
Selain itu, hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi pendirian harus dipelajari untuk menentukan kepentingan relatifnya. Selain itu, perbedaan dalam mekanisme pembentukan setelah LDD harus dibandingkan dalam skala waktu geologis (jutaan tahun) dan saat ini (Antroposen).
Secara keseluruhan, ulasan ini memberikan dasar konseptual dan kuantitatif untuk mengisi kesenjangan pengetahuan saat ini mengenai pembentukan dan memajukan pemahaman kita tentang proses yang membentuk dinamika biota global.
“Pemahaman yang lebih baik tentang pendirian setelah LDD akan membantu kita memahami masa lalu dan memprediksi masa depan di era perubahan antropogenik yang cepat. Ini juga dapat membantu mengurangi beberapa dampak buruk dari perubahan ini dengan mengurangi invasi biologis dan membantu pergerakan tanaman sebagai respons perubahan iklim,” ujar Prof. Li.