Pasar pupuk global diperkirakan akan tumbuh dengan stabil pada CAGR 5.12%, senilai USD 268.44 Miliar, menurut laporan oleh Bonafide Research. Laporan tersebut menyoroti bahwa permintaan pupuk didorong oleh kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas pertanian untuk memenuhi permintaan pangan dari populasi yang terus bertambah, sekaligus mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh degradasi tanah dan perubahan iklim.
Wilayah Asia-Pasifik mendominasi pasar pupuk dan diperkirakan akan bernilai USD 120 Miliar pada tahun 2027. Pupuk nitrogen tetap menjadi pupuk yang paling umum digunakan, karena biayanya yang rendah dan hasil yang tinggi. Sayuran & Buah serta Sereal & Biji-bijian mencapai hampir 80% dari total pupuk yang digunakan, karena sangat penting untuk ketahanan pangan dan nutrisi bagi miliaran orang di seluruh dunia.
Pupuk cair akan banyak diminati selama periode perkiraan, karena kemudahan penggunaan, bahkan penyemprotan, dan tingkat penyerapan yang cepat. Pupuk cair sering digunakan dalam sistem pertanian vertikal hidroponik karena dapat dengan mudah dikirim melalui sistem irigasi tetes atau pengaturan hidroponik lainnya. Namun, pemilihan pupuk cair dalam pertanian dapat bergantung pada faktor-faktor seperti jenis tanaman yang ditanam, kebutuhan unsur hara tanaman tersebut, dan kondisi tanah di area penanaman.
Sementara pupuk memiliki banyak manfaat dalam pertanian, ada beberapa faktor yang menghambat pertumbuhannya, seperti efek buruknya terhadap lingkungan, termasuk degradasi tanah, polusi air, dan emisi gas rumah kaca. Penggunaan pupuk yang berlebihan juga dapat mengakibatkan efek kesehatan yang merugikan. Akibatnya, pemerintah memberlakukan peraturan tentang penggunaan pupuk untuk mengurangi dampak tersebut. Selain itu, harga pupuk bisa mahal, terutama bagi petani skala kecil. Sementara di beberapa daerah, pupuk mungkin tidak tersedia karena terbatasnya akses ke pasar tempat penjualan pupuk.
Kesimpulannya, pupuk memainkan peran penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus bertambah. Namun, penggunaan pupuk harus dikelola dengan hati-hati untuk meminimalkan dampak negatifnya terhadap lingkungan, kesehatan manusia, dan biaya petani skala kecil. Kemajuan dalam pupuk cair, pertanian presisi, dan teknik pertanian inovatif lainnya menawarkan peluang baru untuk mengatasi tantangan ini dan meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk di bidang pertanian.