#Agribisnis #Pertanian Berkelanjutan #Petani Lokal #InovasiDalamPertanian #Kesuksesan Pertanian #Ekonomi Pedesaan #PertanianToRetail #Kemitraan Pertanian
Di jantung kota Boyolali, berdiri asosiasi pertanian Aspakusa Makmur Boyolali sebagai bukti kejayaan petani setempat. Didirikan pada tahun 2005 dan dibina oleh ICDF Taiwan sejak tahun 1994, kelompok ini telah berkembang menjadi mercusuar keunggulan agribisnis, yang kini didukung langsung oleh Dinas Pertanian Jawa Tengah dan Boyolali.
Komitmen asosiasi terhadap pasar ritel terbukti penting, terutama di saat-saat sulit. Dwi Lestari Pujiastuti, koordinator lapangan Aspakusa Makmur Boyolali, menyoroti dedikasi mereka yang teguh dalam menyediakan produk segar ke pasar-pasar di Solo Raya, Surabaya, Jogja, dan Semarang. Terlepas dari tantangan yang ditimbulkan oleh pandemi ini, pola pikir asosiasi yang berfokus pada ritel telah memungkinkannya untuk bertahan.
Aspakusa Makmur Boyolali bangga dengan persembahannya yang unik dan tidak biasa di pasar lokal. Dengan membudidayakan produk seperti okra merah dan hijau, kubis hijau dan merah, paprika, dan asparagus hijau yang tahan lama, asosiasi ini secara signifikan meningkatkan penghidupan para petani lokal. Beberapa tanaman ini, seperti asparagus, memberikan hasil hingga satu dekade dari satu penanaman.
Sayuran yang dipasok Aspakusa merupakan hasil kolaborasi dengan sedikitnya lima kelompok tani lokal yang berjumlah 217 petani. Para ahli hortikultura ini membudidayakan beragam lebih dari 80 jenis sayuran di lahan seluas puluhan hektar, mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi. Proses pemanenan dan pengemasan yang strategis dan terjadwal memastikan pasokan yang stabil ke pengecer.
Dwi Lestari Pujiastuti menekankan inklusivitas rantai pasok Aspakusa yang melibatkan petani lokal dari Selo, Boyolali, Mojosongo, Teras, dan Banyudono. Upaya kerja sama ini tidak hanya menopang perekonomian lokal tetapi juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan pertanian yang dikelola dengan baik, terdiversifikasi, dan berkelanjutan.